Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi, Jacquin mengklasifikasikan taksonomi dari tanaman kelapa sawit yakni termasuk divisi
Angiospermae dengan subkelas Monocotyledoneae. Tanaman kelapa sawit memiliki ordo Cocoideae dengan famili Palmae dan subfamili Cocoideae serta memiliki genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq.
Akar kelapa sawit adalah akar serabut. Akar tersebut memiliki sedikit percabangan, membentuk anyaman rapat dan tebal. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Radikula pada bibit terus tumbuh memanjang ke arah bawah selama enam bulan terus-menerus dan panjang akarnya mencapai 15 cm. Akar primer kelapa sawit terus berkembang. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal kedalam tanah dan horizontal ke samping. Serabut primer ini akan bercabang menjadi akar sekunder keatas dan kebawah. Akhirnya cabang cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu seterusnya. Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit bisa mencapai 8 m dan16 m secara horizontal. Kedalaman perakaran ini tergantung umur tanaman, sistem pemeliharaan dan aerasi tanah (Adi, 2013).
Pohon kelapa sawit tumbuh tegak lurus tidak bercabang. Diameter batang kelapa sawit adalah 35-60 cm. Setiap tahun batang kelapa sawit bertambah panjang 35-45 cm. Semakin lambat pertambahan panjang batang kelapa sawit semakin baik. Hal ini akan memudahkan perawatan, terutama untuk memanen buah dan memperpanjang masa produktifnya (Hadi, 2004).
Pelepah daun kelapa sawit berpenampang melintang menyerupai bentuk segi tiga, dengan luas penampang 100-112 cm2, dengan ketebalan dinding (lapisan epidermis: sklereid dan silica) dapat mencapai hingga 4-6 mm. Parenkim pelepah daun memiliki dimensi serat sebagai berikut : panjang antara 70-150 cm, diameter serat 0,08- 0,8 mm (Intara dan Dyah, 2012).
Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Jumlah anak daun di setiap pelepah berkisar antara 250-400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga semakin efektif dalam melakukan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat respirasi. Daun kelapa sawit yang sehat dan segar berwarna hijau tua (Fauzi et al., 2002).
Tanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat (Adi, 2013).
Pada kelapa sawit, letak bunga jantan dan bunga betina terpisah, masing-masing tersusun pada tandan yang berbeda tetapi masih satu pohon. Oleh karena itu kelapa sawit disebut tanaman berumah satu atau monoceous. Namun demikian, terkadang dalam satu tandan terdapat bunga jantan sekaligus bunga betina. Bunga ini disebut hermaprodit. Satu tandan bunga jantan terdiri dari 150-200 spinkelet atau manggar. Dalam satu spinkelet (manggar) terdapat 600-1.500 bunga jantan (Hadi, 2004).
Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh baik dan subur sudah dapat menghasilkan buah serta siap dipanen pada umur sekitar 3,5 tahun jika dihitung mulai dari penanaman biji berkecambah di pembibitan. Namun, jika dihitung mulai penanaman di lapangan maka tanaman berbuah dan siap panen pada umur 2,5 tahun. Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang diperlukan mulai dari penyerbukan sampai buah matang dan siap panen kurang lebih 5-6 bulan. Warna buah tergantung varietas dan umurnya (Fauzi et al., 2002).
Buah kelapa sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung jenis bibit tergantung jenis bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang kandungan asam lemak bebas akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 % perikarp dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 %. Buah terdiri dari tiga lapisan :Eksoskarp bagian kulit bewarna kemerahan dan licin ;
Mesokarp serabut buah ; Endokarp cangkap pelindung inti (Adi, 2013).
Biji pada kelapa sawit adalah bagian dari buah dan bisa diperoleh dengan membuang daging buah. Biji terdiri cangkang (endocarp), inti (endosperm), dan lembaga (embrio). Embrio kelapa sawit panjangnya 3 mm, berdiameter 1,2 mm, berbentuk silindris dengan 2 bagian utama. Bagian yang tumpul permukaannya berwarna kuning dan bagian lain yang berwarna putih bentuknya agak tajam. Bakal biji terdiri 3 ruang tetapi setelah penyerbukan dan menjadi buah, ruang yang berkembang hanya satu; kadang-kadang dijumpai dua ruang. Jika endosperm mendapat air yang mengembang dan kemudian lembaganya akan berkecambah (Soehardjo, 1999).
Berdasarkan tebal dan tipisnya cangkang, buah kelapa sawit digolongkan atas dura, psifera, dan tenera. Buah yang paling baik untuk dijadikan bibit kelapa sawit adalah jenis tenera yang merupakan hasil persilangan antara dura dan psifera. Tenera memiliki perbandingan sabut, tempurung, dan inti yang proporsional. Dura memiliki tempurung yang tebal sehingga sabut dan inti sangat kecil, sedangkan untuk psifera memiliki sabut yang besar sehingga inti amat kecil. Padahal bagian buah kelapa sawit yang dimanfaatkan tidak hanya sabutnya untuk menghasilkan crude palm oil (CPO), tetapi juga memanfaatkan bagian inti untuk menghasilkan kernel palm oil (KPO) yang berwarna putih (Widyawati, 2009).
Belum ada tanggapan untuk "Botani Tanaman "
Post a Comment