Banyak ahli yang telah mendefinisikan perilaku keuangan, berikut adalah beberapa
definisi perilaku keuangan:
- Shefrin (2000), perilaku keuangan adalah studi yang mempelajari bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi tingkah laku keuangannya. Tingkah laku dari para para pemain saham tersebut disebut tingkah laku para praktisi.
- Nofsinger (2001), perilaku keuangan yaitu mempelajari bagaimana manusia secara actual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan (a financial setting).
- Litner (1998), perilaku keuangan merupakan suatu ilmu yang mempelajari bagaimana manusia menyikapi dan bereaksi atas informasi yang ada dalam upaya untuk mengambil keputusan yang dapat mengoptimalkan tingkat pengembalian dengan memperhatikan risiko yang melekat di dalamnya (unsur sikpa dan tindakan merupakan faktor penentu dalam berinvestasi).
- Fuller (2000), mendefinisikan perilaku keuangan kedalam tiga poin cara, yaitu:
a. Perilaku keuangan adalah penggabungan antara ekonomi klasik dan keuangan dengan psikologi dan ilmu pengambilan keputusan, dan perlu diketahui bahwa ilmu pengambilan keputusan juga berkembang mengikuti perkembangan zaman, sehingga penerapan teori ekonomi klasik yang relatif bersifat baku, berbeda-beda seiring dengan perkembangan zaman.
b. Perilaku keuangan adalah suatu percobaan untuk menjelaskan apa penyebab beberapa anomali-anomali keuangan yang sudah terlihat dandibukukan dalam literasi keuangan. Banyaknya studi kasus dan observasi dari kejadian sebelumnya diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan teori perilaku keuangan dimasa depan. Diharapkan anomaly-anomali keuangan tersebut dapat dijelaskan melalui teori-teori baru.
c. Perilaku keuangan adalah suatu bidang studi yang menjelaskan bagaimana investor secara sistematis membuat judgement yang salah atau ‘mental mistakes’
Shefrin (2000) menyatakan ada tiga tema yang dibahas dalam perilaku keuangan, dimana tema tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan, yaitu :
1. Apakah praktisis keuangan mengakui adanya kesalahan karena selalu berpatokan kepada aturan yang telah ditentukan (rules of thumb). Bagi penganut perilaku keuangan mengakuinya sementara keuangan tradisional tidak mengakuinya. Penggunaan rules of thumb ini disebut dengan Heuristics to Process Data.
Penganut keuangan tradisional selalu menggunakan alat statistik secara tepat dan benar untuk memperoleh data. Sementara penganut perilaku keuangan melaksanakan rules of thumb seperti ‘back-ofothe-envelope calculation’dimana ini secara umum tidak sempurna. Akibatnya, praktisi memegang ‘biased beliefs’ yang mempengaruhi memenuhi janji terhadap kesalahan tersebut. Tema ini dikenal dengan Heuristics-driven biasa.
2. Apkah bentuk termsuk inti persoalan (subtance) mempengaruhi praktisi? Penganut perilaku keuangan menyatakan bahwa persepsi praktisi terhadap risiko dan tingkat pengembalian sangat dipengaruh i oleh bagaimana ‘decision problem’ dikerangkanya (framed). Sementara penganut keuangan tradisional memandang semua keputusan berdasarkan transparan dan objektif. Tema ini dikenal dengan frame dependence.
3. Apakah kesalahan dan kerangka mengambil keputusan mempengaruhi harga yang dibangun pada pasar? Penganut perilaku keuangan menyatakan ‘heuristics-driven bias’ dan pengaruh framing menyebabkan harga jauh dari nilai fundamentalnya sehingga pasar tidak efisien. Sementara pengantu keuangan tradisional mengasumsikan pasar efisien seperti yang diuraikan Fama (1970). Tema ini dikenal dengan pasar tidak efisien (inefficient market).
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Pengertian Behaviour Finance"
Post a Comment