Menurut I Gede Pitana (2009:185-186) ada banyak dampak positif pariwisata bagi perekonomian, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari penukaran valuta asing
Hal ini terjadi pada wisatawan asing. Walau di beberapa negara pendapatan dari penukaran valuta asing tidak begitu besar, namun beberapa negara pendapatan dari penukaran valuta asing ini sangat besar nilainya dan berperan secara signifikan.
2. Menyehatkan neraca perdagangan luar negeri
Surplus dari pendapatan penukaran valuta asing akan menyebabkan neraca perdagangan menjadi semakin sehat. Hal ini mendorong suatu negara mampu mengimpor beragam barang, pelayanan dan modal untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya.
3. Pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata
Pengeluaran dari wisatawan secara langsung ataupun tidak langsung merupakan sumber pendapatan dari beberapa perusahaan, organisasi, atau masyarakat perorangan yang melakukan usaha di sektor pariwisata. Jumlah wisatawan yang banyak merupakan pasar bagi produk lokal.
4. Pendapatan pemerintah
Pemerintah memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata dari beberapa cara. Beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia, telah membuktikan sumbangan sektor pariwisata terhadap pendapatan pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah negara maupun menaruh perhatian besar untuk berusaha menarik sebanyak-banyaknya wisatawan asing untuk berlibur ke negaranya.
5. Penyerapan tenaga kerja
Banyak individu menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata. Pariwisata merupakan sektor yang tidak bisa berdiri sendiri tetapi memerlukan dukungan dari sektor lain. Baik sektor pariwisata maupun sektor-sektor lain yang berhubungan dengan sektor pariwisata tidak dapat dipungkiri merupakan lapangan kerja yang menyerap begitu banyak tenaga kerja.
6. Multiplier effect
Efek mulitiplier merupakan efek ekonomi yang ditimbulkan kegiatan ekonomi pariwisata terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan suatu wilayah (daerah, negara) tertentu.
7. Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat lokal
Wisatawan dan masyarakat lokal sering berbagi fasilitas untuk berbagai kepentingan. Dalam beberapa kasus, keberadaan pariwisata di suatu daerah atau di suatu negara tujuan wisata menjadi perbedaan kritis dari nilai ekonomi fasilitas pariwisata tersebut. Banyaknya wisatawan mendatangkan keuntungan yang cukup besar sehingga suatu fasilitas dapat digratiskan pemanfaatannya bagi masyarakat lokal.
Disamping dampak positif bagi perekonomian di atas, WTO (1995) mengidentifikasi dampak positifnya sebagai berikut:
1. Meningkatnya permintaan akan produk pertanian lokal
Bagi daerah tujuan wisata yang sudah mengintegrasikan pembangunan pariwisata dengan pembangunan pertaniannya, permintaan akan produk pertanian berarti kesempatan emas bagi petani lokal untuk menyuplai dan memproduksi hasil pertanian yang diinginkan.
2. Memacu pengembangan lokasi atau lahan yang kurang produktif
Dalam beberapa kasus, keberadaan pariwisata mampu meningkatkan nilai tanah/lahan, terlebih bagi lahan pertanian yang subur. Solusinya pembangunan fasilitas pariwisata menyasar daerah atau lahan yang kurang bernilai ekonomi tinggi, kurang produktif, lahan kering, dan sejenisnya. Hal ini akan membantu pengembangan daerah, yang sebelumnya kurang bernilai ekonomi kemudian menjadi lebih bermanfaat dibanding jika harus memakai lahan pertanian yang subur.
3. Menstimulasi minat dan permintaan akan produk eksotik dan tipikal bagi suatu daerah atau negara
Jika suatu daerah atau negara dibuka untuk tujuan wisata, biasanya terdapat keunggulan spesifik yang dijadikan andalan untuk menarik wisatawan. Misalnya pemandangan yang eksotik, kerajinan yang unik, kesenian yang menawan, dan sebagainya.
4. Meningkatkan jumlah dan permintaan akan produk perikanan dan laut Diet wisatawan sangat banyak memanfaatkan produk perikanan dan
bahan makanan dari laut (ikan, kerang, lobster, kepiting, rumput laut, dan sebagainya). Minat wisatawan yang meningkat pada bahan makanan dari laut memicu meningkatnya permintaan bagi nelayan lokal, mendorong peningkatan pendapatannya, sehingga mereka mampu memodernisasi kapal penangkap kapal penamgkap ikannya, menambah produksinya dan seterusnya.
5. Mendorong pengembangan wilayah dan penciptaan kawasan ekonomi baru
Tidak dapat dipungkiri, pariwisata memerlukan suatu kawasan eksklusif yang agak berbeda dari lingkungan sekitarnya, resort seperti Cannes dan Monte Carlo (di Prancis) sengaja dibuat karena permintaan dan kebutuhan dunia pariwisata. Kemajuan ilmu teknik memungkinkan untuk membuat sebuah pantai yang dulunya tidak ada.
6. Menghindari konsentrasi penduduk dan penyebaran aktivitas ekonomi Tidak jarang sebuah resort atau obyek pariwisata dipilih di daerah
pinggiran, pegunungan, pantai dan lokasi eksotis lainnya. Lokasi ini tidak jarang jauh dari pusat konsentrasi penduduk (kota). Hal ini akan membantu penyebaran konsentrasi penduduk dan penyebaran aktivitas ekonomi ke wilayah lain. Hal ini sangat positif untuk menggerakan ekonomi di seluruh pelosok wilayah.
7. Penyebaran infrastruktur ke pelosok wilayah
Lokasi obyek wisata yang menyebar ke daerah pinggiran memerlukan infrastruktur (jalan, rel kereta api, sarana komunikasi, air bersih, listrik,gas, dan sebagainya) untuk mendukungnya. Hal ini merupakan manfaat balik dari kegiatanpariwisata sebab pendapatan dari pariwisata dimanfaatkan utnk membangun fasilitas penunjang.
8. Manajemen pengelolaan sumber daya sebagai sumber revenue bagi otoritas lokal
Berkembangnya kepariwisataan di suatu daerah juga berarti ada peningkatan kebutuhan akan sumber daya. Misalnya air, listrik, gas, dan sebagainya. Bagi pemerintah atau otoritas lokal yang berwenang dalam pengelolaannya, hal itu menjadi sumber pendapatan yang memberi keuntungan cukup besar karena perbedaan harga diberlakukan antara sektor pariwisata dengan sektor lain, seperti pertanian dan industri. Konsekuensi, perlu pengelolaan yang memenuhi standar pelayanan, kesehatan dan mutu.
Disamping dampak positif bagi perekonomian di atas, WTO (1995) mengidentifikasi dampak positifnya sebagai berikut:
1. Meningkatnya permintaan akan produk pertanian lokal Bagi daerah tujuan wisata yang sudah mengintegrasikan pembangunan pariwisata dengan pembangunan pertaniannya, permintaan akan produk pertanian berarti kesempatan emas bagi petani lokal untuk menyuplai dan memproduksi hasil pertanian yang diinginkan.
2. Memacu pengembangan lokasi atau lahan yang kurang produktif
Dalam beberapa kasus, keberadaan pariwisata mampu meningkatkan nilai tanah/lahan, terlebih bagi lahan pertanian yang subur. Solusinya pembangunan fasilitas pariwisata menyasar daerah atau lahan yang kurang bernilai ekonomi tinggi, kurang produktif, lahan kering, dan sejenisnya. Hal ini akan membantu pengembangan daerah, yang sebelumnya kurang bernilai ekonomi kemudian menjadi lebih bermanfaat dibanding jika harus memakai lahan pertanian yang subur.
3. Menstimulasi minat dan permintaan akan produk eksotik dan tiikal bagi suatu daerah atau negara
Jika suatu daerah atau negara dibuka untuk tujuan wisata, biasanya terdapat keunggulan spesifik yang dijadikan andalan untuk menarik wisatawan. Misalnya pemandangan yang eksotik, kerajinan yang unik, kesenian yang menawan, dan sebagainya.
4. Meningkatkan jumlah dan permintaan akan produk perikanan dan laut Diet wisatawan sangat banyak memanfaatkan produk perikanan dan bahan makanan dari laut (ikan, kerang, lobster, kepiting, rumput laut, dan sebagainya). Minat wisatawan yang meningkat pada bahan makanan dari laut memicu meningkatnya permintaan bagi nelayan lokal, mendorong peningkatan pendapatannya, sehingga mereka mampu memodernisasi kapal penangkap kapal penangkap ikannya, menambah produksinya dan seterusnya.
5. Mendorong pengembangan wilayah dan penciptaan kawasan ekonomi baru
Tidak dapat dipungkiri, pariwisata memerlukan suatu kawasan eksklusif yang agak berbeda dari lingkungan sekitarnya, resort seperti Cannes dan Monte carlo (di Prancis) sengaja dibuat karena permintaan dan kebutuhan dunia pariwisata. Kemajuan ilmu teknik memungkinkan untuk membuat sebuah pantai yang dulunya tidak ada.
6. Menghindari konsentrasi penduduk dan penyebaran aktivitas ekonomi Tidak jarang sebuah resort atau obyek pariwisata dipilih di daerah pinggiran, pegunungan, pantai dan lokasi eksotis lainnya. Lokasi ini tidak jarang jauh dari pusat konsentrasi penduduk (kota). Hal ini akan membantu penyebaran konsentrasi penduduk dan penyebaran aktivitas ekonomi ke wilayah lain. Hal ini sangat positif untuk menggerakan ekonomi di seluruh pelosok wilayah.
7. Penyebaran infrastruktur ke pelosok wilayah
Lokasi obyek wisata yang menyebar ke daerah pinggiran memerlukan infrastruktur (jalan, rel kereta api, sarana komunikasi, air bersih, listrik,gas, dan sebagainya) untuk mendukungnya. Hal ini merupakan manfaat balik dari kegiatan pariwisata sebab pendapatan pariwisata dimanfaatkan untuk mebangun fasilitas penunjang.
8. Manajemen pengelolaan sumber daya sebagai sumber revenue bagi otoritas lokal
Berkembangnya kepariwisataan di suatu daerah juga berarti ada peningkatan akan sumber daya. Misalnyaair, listrik, gas, dan sebagainya. Bagi pemerintah dan otoritas lokal yang berwenang dalam pengelolaannya, hal itu menjadi sumber pendapatan yang memberi keuntungan cukup besar karena perbedaan harga diberlakukan antara sektor pariwisata dengan sektor lain,seperti pertanian dan sektor industri. Konsekuensinya,perlu pengelolaan yang memenuhi standar pelayanan,kesehatan dan mutu.
Belum ada tanggapan untuk "Dampak Positif Pariwisata terhadap Ekonomi Daerah "
Post a Comment